Wednesday, June 18, 2014
::- INSPIRASI DARI POHON PISANG -::
Pernahkah sesekali kita merenung tentang keberadaan pohon pisang? Kalau belum, coba renungkan.
Ternyata, ada sebuah pelajaran menarik di balik eksistensi sebuah pohon pisang. Ia selalu mewariskan keturunan. Sebelum sebuah pohon pisang menghasilkan buah yang mulai matang; atau sebelum pisang itu ditebang oleh pemiliknya karena sudah tua, maka pohon itu selalu memunculkan tunas-tunas pohon pisang yang baru.
Kita tahu, pohon pisang termasuk tumbuhan unik. Ia hanya menghasilkan buah sekali saja. Kalau buahnya sudah diambil, otomatis pohon itu akan mati. Ternyata, sebelum pohon itu mati, ia sudah mempersiapkan “generasi penerus”. Di sini tidak terjadi kekosongan generasi. Istilah “lost generation” tidak dikenal dalam kehidupan pisang. Seakan-akan ia berpesan untuk terus memberi manfaat, tanpa mengenal waktu dan kondisi. Tak ada jeda. Tak ada keterputusan.
Semoga kita bisa belajar dari pohon pisang. Selalu ada untuk manfaat dan kebaikan yang berkesinambungan. Subhanallah. .
http://fadir78.blogspot.com/
Monday, June 9, 2014
Riak ialah menampakan ibadah dengan niat mendapat perhatian atau pujian manusia. Menampakkan amal soleh agar dilihat oleh manusia lain agar dirinya mendapatkan pujian, kedudukan atau penghargaan atau keuntungan duniawi. Melakukan ibadah tetapi tidak ikhlas, bukan kerana Allah. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata "Riak ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihatmanusia." Orang tidak tahu jika kita riak. Kita juga tidak boleh mengatakan orang lain itu riak. Ini adalah kerana riak adalah niat atau perasaan atau tujuan di dalam hati. Niat di hati adalah rahsia Allah yang tidak diketahui oleh sesiapa pun. Tetapi Allah maha mengetahui niat dan hasrat di hati kita. Tetapi walaupun ia rahsia, namun ulama ada mengenal pasti tanda-tanda atau panduan untuk menilai kemungkinan terjadi riak.
1. Rajin beramal jika mendapat pujian atau sanjungan dan malas atau berkurang amal jika mendapat celaan dan kecaman.
2. Rajin beramal apabila bersama-sama dengan orang lain dan malas atau tidak beramal bila bersendirian.
3. Menjauhi larangan Allah jika bersama orang lain dan melanggar larangan-larangan-Nya jika ia sedang sendiri dan jauh dari penglihatan manusia.
Ibadah orang yang riak akan ditolak serta tiada nilai disisi Allah. Firman Allah, "Maka celakalah bagi orang-orang yang solat,(iaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya. Mereka yang mengerjakan kebaikan dengan riak." ( Al Ma'un: 4-6) Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan bergantung pada niat dan setiap orang akan mendapat ganjaran sesuai dengan niatnya.” (Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim)
http://fadir78.blogspot.com/